JAKARTA – Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) menyelenggarakan Konferensi Pers pada Rabu (22/08). LDII akan mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 10-11 Oktober 2018 di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Jakarta Timur.
Hadir dalam pertemuan, Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo, Ketua DPP LDII Chriswanto Santoso, Ketua OC Rakernas Rully Kuswahyudi. Ketua DPP LDII Ir Chriswanto Santoso mengatakan, saat ini DPP LDII tengah mendata warganya yang memiliki karya nyata sebagai solusi atas permasalahan bangsa dan negara.
“Dalam waktu dekat, LDII akan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dengan mengangkat tema “LDII untuk Bangsa”. Di momen Rakernas tersebut, karya warga LDII akan dipublikasikan,” ujarnya. DPP LDII mengingatkan kepada siapapun capres yang akan memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 agar memperhatikan Paris Agreement mengenai perubahan cuaca, yang mengharuskan Indonesia menggunakan energi terbarukan sebesar 23,7 persen dari total bauran energi nasional.
Presiden terpilih 2019 masa jabatannya berakhir pada 2024. Bila presiden yang terpilih nanti gagal mewujudkan target dari Paris Agreement, menurut Prasetyo, sama halnya mempermalukan bangsa dan negara Indonesia dalam pergaulan internasional. Belum lagi sanksi moral dan embargo bagi produk-produk ekspor Indonesia. “Presiden yang terpilih pada 2024 tentu menanggung beban dari kegagalan pemimpin sebelumnya, ini juga tidak fair,” imbuh Prasetyo.
Untuk menciptakan Tri Sukses itu, LDII menggunakan tools Penggerak Pembina Generus (PPG). PPG ini membuat kurikulum dan berbagai inovasi untuk mendorong terciptanya generasi Tri Sukses. Selain PPG, LDII membuat program tahfidzul quran, untuk menghasilkan generasi penerus penghafal Alquran sekaligus berperilaku Qurani. Sementara di bidang energi terbarukan (klaster keempat) LDII telah menggunakan energi matahari di Ponpes Wali Barokah, Kediri, Jawa Timur.
Selain itu, warga LDII juga mengembangkan tenaga listrik mikrohidro 250 watt di perkebunan teh Jamus, Ngawi, Jawa Timur. Selain untuk mengolah teh, listrik itu digunakan untuk penerangan jalan di perkampungan yang ada di sekitar kebun teh.
Di bidang ketahanan pangan, LDII melakukan inovasi di bidang pertanian melalui padi jenis unggul, penggunaan teknologi pertanian, pembuatan pupuk, hingga manajemen pertanian di Sumenep, Garut, Karawang, Nganjuk, Jombang, dan lain-lain. Segala hal yang telah dilakukan LDII merupakan dakwah bil haal, dakwah dengan perbuatan dalam bentuk memberi teladan dan mengajak warga sekitar, sehingga LDII hadir untuk bangsa. (LINES/Wicak)